KEAJAIBAN LABA-LABA

Sebuah Contoh Dari Penciptaan Sempurna
“Inilah ciptaan Allah, maka perlihatkanlah olehmu kepadaku apa yang telah diciptakan oleh sembahan-sembahan-(mu) selain Allah. Sebenarnya orang-orang yang zalim itu berada di dalam kesesatan yang nyata.”
(QS. Luqman, 31: 11)
Kita mengetahui bahwa para laba-laba adalah “insinyur-insinyur” pembuat jaring, dengan keajaiban arsitektur dan rekayasanya. Mereka juga merupakan mesin-mesin pembunuh yang memiliki kemampuan untuk: membuat perangkap, membangun sarang di bawah air, memburu mangsa dengan lasso, melepaskan racun, melompat ratusan kali lebih tinggi dari tubuhnya sendiri, membuat benang-benang yang lebih kuat daripada baja dalam tubuhnya sendiri, menyamarkan diri selama berburu. Kita akan menjumpai keajaiban-keajaiban lainnya jika kita mengamati struktur tubuhnya serta sifat-sifat yang dimilikinya.
Banyak keistimewaan pada semua tubuh laba-laba yang menjadi bukti bahwa mereka itu diciptakan, antara lain: sisir-sisir yang berfungsi seperti pabrik tenun, laboratorium-laboratorium penghasil bahan kimia, organ-organ pencernaan yang sangat ampuh, indra yang mampu merasakan getaran yang sangat kecil, taring yang kuat untuk menyuntikan racun, dan lain-lain. Melihat semua sifat ini, laba-laba menjadi pengingkar terhadap teori evolusi dan sekali lagi meruntuhkan hipotesis menggelikan yang bernama kejadian kebetulan.
Mari kita amati organ-organ laba-laba dan keistimewaan-keistimewaannya.
Tubuhnya
Secara mendasar, tubuh laba-laba terdiri dari dua bagian, kepala dan dada yang menyatu (cephalothorax), serta perut. Kepala dan dada memiliki delapan mata, delapan kaki, dua taring bisa dan dua peraba. Pada ujung perut yang lembut dan elastik terdapat cerat pemintal dan lubang-lubang untuk sistem pernafasan. Cephalothorax dan perut dihubungkan oleh batang kecil yang disebut “pedicel”. Tidak ada mahluk lain yang pinggangnya seramping laba-laba. Melalui batang yang ukurannya kurang dari 1 mm ini dilewatkan alat pencernaan, pembuluh-pembuluh darah, pipa-angin, dan sistem syaraf. Kasarnya, terdapat sistem linier khusus yang menghubungkan kedua bagian tubuh laba-laba ini. Saluran-saluran tersebut membentuk suatu hubungan antara mekanisme luar biasa yang ada dalam struktur tubuh laba-laba (kelenjar-kelenjar bisa, kelenjar-kelenjar penghasil sutera, keseluruhan sistem syaraf tubuh, sistem pernafasan, dan sistem sirkulasi darah) dan otak.
Laba-laba memiliki empat pasang kaki yang membuatnya mampu berjalan dan memanjat bahkan pada kondisi yang paling sulit sekalipun. Tiap-tiap kaki terdiri dari tujuh [tiga?] bagian. Pada masing-masing ujung kaki terdapat rambut-rambut yang disebut sebagai “scopula”. Berkat inilah laba-laba dapat berjalan pada dinding atau dalam keadaan terbalik.
Konstruksi khusus dari kaki laba-laba tidak sekedar membuatnya mampu berjalan di permukaan yang tidak datar. Meskipun matanya tidak melihat dengan baik, karena konstruksi kakinya lah ia dapat bergerak dengan nyaman di malam hari. Beberapa spesies laba-laba hanya dapat mengindra cahaya …??????…, atau dengan kata lain hanya memiliki 10 persen daya lihat manusia. Namun meskipun demikian, laba-laba dapat membuat jaring dan bergerak di dalam jaring tersebut pada malam hari dengan mudahnya. Laba-laba sangat peka terhadap getaran pada jaring mereka. Laba-laba Black Widow betina mampu menentukan apakah sumber getaran pada jaringnya adalah serangga yang tertangkap atau pejantan yang datang untuk mencari pasangan.
Laba-laba berjalan tanpa menginjak bagian-bagian jaring yang lengket, dan hanya menginjak bagian-bagian yang kering. Karenanya pula laba-laba mampu lolos dari kejaran musuh. Meskipun sempat menginjak bagian yang lengket, dan ini pun jarang terjadi, suatu cairan khusus mencegah kaki-kakinya melekat ke bagian lengket. Tiap ujung sisir yang dikenal sebagi cerat pemintal ditutupi oleh ratusan spigot. Sutera cair yang dihasilkan kelenjar-kelenjar dalam perutnya, dikeluarkan dari tubuh melalui cerat ini dan dipintal dalam bentuk sutera.
Kemampuan-kemampuan indera superior
Kecuali laba-laba pelompat, kebanyakan laba-laba memiliki penglihatan yang buruk, dan hanya dapat melihat dalam jarak dekat. Kelemahan yang sangat tidak menguntungkan mahluk pemburu ini diimbangi oleh sistem peringatan dini yang sensitif.
Sistem peringatan tersebut bekerja berdasarkan indera peraba. Tubuhnya ditutupi rambut-rambut yang sangat sensitif terhadap getaran. Setiap rambut terhubung ke ujung syaraf. Getaran-getaran akibat sentuhan, atau bahkan suara dan bau, merangsang rambut-rambut ini. Getaran rambut-rambut mengaktifkan ujung-ujung syaraf. Syaraf-syaraf ini selanjutnya menyampaikan pesan ini ke otak. Dengan cara ini laba-laba dapat waspada bahkan terhadap getaran paling kecil sekalipun.
Laba-laba tidak dapat mendeteksi keberadaan mangsa yang tidak bergerak. Namun dengan menafsirkan getaran-getaran yang disebabkan mahluk-mahluk hidup, ia dapat mendeteksi posisi korban di dalam jaringnya. Jika tidak sepenuhnya yakin akan posisi mangsanya, ia memastikannya dengan jalan mengetuk-ngetuk dan dengan menggoyangkan jaringnya. Dari getaran-getaran yang dihasilkan, ia dapat menentukan lokasi mangsanya.
Kaki laba-laba merupakan organ yang sangat dibantu oleh rambut-rambut peraba. Rambut-rambut ini berongga dan kaku. Laba-laba dapat mengindera getaran yang timbul dari sumber usikan hingga sejauh satu meter. Selain itu, pada rambut kakinya terdapat sistem pengindera lain yang sensitif terhadap temperatur. Juga ada bintik-bintik pitak di permukaan tubuhnya dengan ujung syaraf yang sangat sensitif di bawahnya. Karena semuanya ini, laba-laba dapat merasakan setiap gerakan yang terjadi di sekitarnya, atau setiap benda yang mendekatinya, bahkan yang terjadi pada kulitnya sendiri.
Jika seekor laba-laba kehilangan sebuah kakinya, beberapa lama kemudian akan tumbuh penggantinya. Kaki yang baru lebih pendek dari kaki asalnya. Laba-laba tersebut tidak menggunakan kaki ini untuk berjalan, bahkan tidak membiarkannya menyentuh tanah. Fakta menunjukkan bahwa laba-laba dapat berjalan dengan nyaman walau hanya dengan setengah jumlah kakinya, yakni empat kaki saja. Satu-satunya alasan bagi tumbuhnya kaki baru ini, meskipun pendek, adalah kebutuhannya akan rambut-rambut penginderanya.
Ketajaman indera laba-laba terhadap getaran sedemikian tinggiya sehingga dapat mengetahui apakah sumber getaran itu mangsa yang tertangkap jaring ataukah laba-laba jantan yang datang untuk berkencan.
Hingga beberapa tahun yang lalu, diduga bahwa konstruksi elastik pada jaring tidak dapat meneruskan getaran. Namun hasil riset yang menggunakan mesin-mesin yang baru dikembangkan, “Vibrometri Laser Doppler”, menunjukkan hasil yang sama sekali bertentangan. Meskipun konstruksinya elastik, kini diketahui bahwa jaring laba-laba menyalurkan getaran, bahkan menaikkan tingkat getarannya.32 Hanya saja alasan ilmiahnya sampai kini belum diketahui.
Laba-laba dapat mengindera beragam peringatan dengan sangat jelas, mulai dari gelombang bunyi kecil hingga getaran pada jaringnya. Dari sudut pandang laba-laba, sistem peringatan dini ini, yang disalurkan lewat jaring, merupakan mekanisme yang sangat penting yang memiliki karakteristik-karakteristik yang sangat berguna. Mengingat bahwa setiap helai rambut, yang jumlahnya ribuan, pada tubuh laba-laba ini terhubung ke ujung syaraf dan selanjutnya ke otak, dan mengingat bahwa laba-laba dapat mengevaluasi dengan cepat tanda peringatan yang diterimanya, maka kerumitan sistemnya menjadi semakin nyata.
Laba-laba memiliki dua taring ampuh di depan matanya. Taring-taring ini merupakan senjata yang digunakan laba-laba untuk berburu dan mempertahankan diri. Di belakang masing-masing taring terdapat kelenjar bisa yang menyemprotkan racun maut. Jika laba-laba ingin membuat mangsanya tak berkutik, ia menancapkan taringnya ke tubuh mangsanya. Kemudian memompakan bisanya ke tubuh korbannya melalui lubang-lubang di taringnya.
Laba-laba juga menggunakan alat maut yang menakutkan ini untuk membangun sarangnya dan untuk mengangkat benda-benda kecil. Di sisi kedua taring terdapat alat peraba yang disebut pedipalp. Laba-laba menggunakannya untuk memeriksa korban yang tertangkap dalam jaring.
Seperti telah kita lihat, sistem pengindraan laba-laba merupakan sebuah rancangan yang sangat khusus. Jelas sistem seperti ini menggugurkan pendapat teori evolusi yang mengatakan bahwa setiap mahluk berkembang sejalan dengan waktu. Selain itu, suatu hal yang mustahil untuk menjelaskan bahwa sistem penghasil racun maut dalam tubuh laba-laba merupakan kejadian kebetulan.
Susunan kimia bisa laba-laba ampuh untuk membunuh serangga. Agar tidak membahayakan, bisa ini disimpan di tempat yang terisolasi secara khusus. Taring laba-laba juga sangat fungsional. Mekanisme pemompaan bisa yang terletak di dalam taring tajam ini memudahkan pemindahan bisa ke tubuh korban. Dengan demikian, taring ini berfungsi sebagai senjata kimia sekaligus sebagai senjata fisik. Hal ini sekali lagi menunjukkan bahwa setiap bagian tubuh laba-laba memiliki perencanaan yang khusus, yang tidak dapat dijelaskan dengan konsep-konsep kebetulan, mutasi, atau mekanisme evolusioner khayal lainnya.
Laba-laba, lengkap dengan segala sifatnya, diciptakan Tuhan. Semua sifat ini merupakan bukti atas karya-ciptaNya.
Pelumpuhan Mangsa Dan Sistem Pencernaan
Laba-laba membungkus rapat binatang-binatang yang tertangkap dalam jaringnya dengan benang khusus. Benang ini dibuatnya setelah korban benar-benar terjerat pada jaringnya. Selanjutnya, ia menancapkan taringnya dan menyuntikkan bisanya untuk membunuh mangsanya.
Laba-laba hanya dapat mencerna cairan. Partikel kecil yang lebih dari seperseribu milimeter disaringnya dengan rambut-rambut di sekitar mulutnya. Maka laba-laba harus mencairkan jaringan tubuh serangga sebelum dapat mencernanya. Karena itulah laba-laba membagi-bagi jaringan tubuh mangsanya dengan enzim-enzim pencerna. Setelah cukup encer, dihisapnya cairan ini dengan sistem penghisap yang sangat kuat. Sebagai contoh, setelah membunuh seekor lebah, laba-laba Misumenoides Formosiges membuat dua lubang. Satu di kepala atau leher, dan yang lainnya di perut. Kemudian ia menghisap habis cairan dalam tubuh lebah tersebut melalui lubang-lubang ini.
1-Pesan Beracun
Taring berongga menyuntikkan racun yang diproduksi di dalam pentolan kecil yang berdekatan. Racun ini cukup kuat untuk membunuh binatang seperti burung, kadal, dan kelinci
2-Sistem Pengantar Jantan
Tarantula jantan dilengkapi dengan sungut khusus, anggota badan yang berbentuk kait pada lengan pemakan yang pendek di dekat mulut. Ketika siap untuk kawin, pejantan menenun jaring dan menyimpan tetesan sperma di situ. Sperma kemudian ditarik ke dalam ujung berbentuk pentol di sungut, yang menyimpannya ke dalam betina.
3-Kaki Kucing yang Kecil
Dengan diapit oleh berkas bulu pelindung, cakar-cakar yang dapat ditarik masuk dan setajam jarum memungkinkan tarantula memanjat dinding. Di bawahnya, bantalan rambut yang seperti beludru memopang bobot laba-laba – dan menciptakan delapan ponton pengapung yang memungkina tarantula berjalan di atas air.

4-Sistem Peringatan Dini
Karena sensitif terhadap getaran terhalus maupun angin, kantung rambut berporos putar di kaki dan tungkai tarantula dapat memperingatkannya akan bahaya yang mendekat. Berkat keistimewaan ini, tarantula dapat menyadari segala sesuatu yang terjadi di sekitarnya. Sistem peringatan ini sangat penting, karena inilah satu-satunya cara bagi laba-laba, yang praktis buta, dapat mengindra dunia di sekelilingnya.
5-Sistem Pertahanan
Dengan kibasan kaki belakang, tarantula meluncurkan rambut-rambut halus yang dipenuhi duri-duri mikroskopis untuk mempertahankan diri. Begitu melekat di kulit atau mata penyerang, duri akan menyebabkan rasa gatal tak tertahankan yang dapat bertahan hingga berbulan-bulan.

Tinggalkan komentar